Lalu biarkan,

biarkan saja rasa ini menghilang. seperti embun pagi yang kemudian hilang dalam teriknya mentari. Dan bila esok pagi embun kembali menghampiri, biarkan saja. sekali lagi: biarkan saja.

Apapun yang terjadi di kolong langit ini, sudah ada yang mengatur. Percayakan saja.

Karena seperti yang selalu aku percayai: bahwa cinta itu bukan untuk mereka yang lemah. Cinta itu untuk mereka yang berani.

dan, aku di sini. masih berani. berani untuk mencinta lagi.

dear past

***

gambar dari sini

senja sehangat jingga

di senja kala nada,

saat teriknya mentari berubah hangat

seperti menyapa dalam ungkapan jingga

aku datang dalam balutan ilmu

berharap pada pepatah lama,

mereka bilang tuntutlah ilmu hingga ke negri China.

gelisah seorang pujangga berakhir romansa

gelisah seorang penyair berakhir syair

gelisah seorang ilmuwan berkahir teori
lalu…
gelisah seorang pengangguran berakhir apa?

*another puisi gagal. ini udah ngedon lama di draft. dari tahun lalu. daripada kagak dipublish, dan udah tiga jam melotot liatin kolom add new post ini, akhirnya ujungnya diselesain dengan kata penutup itu deh. hahahahahha…

ada yang kangen gak sih sama saya? ini oleh-oleh buat yang kangen *kecup mesra*

adalah…

adalah
hatimu, tempat ternyaman bagiku saat ini

adalah
senyum mu, senyum terhangat bagiku saat ini

adalah
tatapanmu, yang mampu meruntuhkan semua egoku

adalah
cintamu, yang membuat Juliet cemburu kepadaku

miss us.

aku jatuh cinta padamu saat ini.
tanpa orang lain memahaminya,
dan aku tidak pernah peduli,
pada apa yang dikatakan mereka.

kopimu sudah dingin!

hati – hati, kopimu yang mulai mendingin jangan kau tinggalkan untuk teh hangat dikala hujan.
Bubuhkan hanya sedikit gula sebagai pemanis,
tetapi simpan dulu krimnya untuk pilihan minuman yang terbaik.
minuman untuk menemanimu, bukan hanya dikala hujan,
tapi juga di pagi yang cerah

seorang kawan pernah mengirimkan sms seperti itu untuk saya. Saya lupa dia mengirimkan untuk apa. Tapi saya pernah menulis kata-kata tersebut di draft. dan entah mengapa, saya ingin menaruh kata-kata tersebut di sini, sekarang.

terimakasih, Cesar

🙂

I think that possibly
Maybe I’m falling for you
Yes there’s a chance that I’ve fallen quite hard over you

[ falling in love at the coffee shop – by Landon Pigg ]

siapa aku,

gelisah.
Hati ini gelisah.

Seperti bermain dengan benang kusut,
berusaha menguraikan makna yang terpendam,memahami simbol yang ada

aku adalah aku,terlarut oleh emosi yang menguasai

tak pernah takut lagi aku menghadapi masa depan,tak perduli lagi dengan jutaan diksi yang tak terjawab,

hanya bermodalkan keyakinan aku mencari tahu siapa aku

saat ini akan meninggalkanku,

Al Qur’an itu terletak di sudut,
di sudut kamar ku….

berdebu.
terletak di pojok, tersudut

tersudut pula dalam hariku
dan hati ku

ya Tuhan, ampuni aku
bulan suci Mu berputar meninggalkan ku,
dan tak ada yang kuperbuat dengan khusyu’
ibdahku terganggu,
hati ku mengejar hal lain, yang lebih penting buatku
(rasanya)

ya Tuhan,
apalah yang lebih penting selain diri Mu?
(sebenarnya)

maaf,
maaf,
maaf,

pun tak cukup mengungkapkan sesalku…

*kata-kata yang muncul saat mengambil AlQur’an subuh tadi*

saat mulut lelah untuk berkata,

hanya tangan yang mampu berjalan di atas keyboard ini,
dan juga di atas keypad handphone,

bukan untuk selamanya, hanya untuk beberapa saat saja.

aku mau belajar mendengarkan,
karena katanya manusia itu dikaruniai dua telinga dan hanya satu mulut, bukan tanpa maksud. harus lebih banyak mendengar, bukan begitu?

aku mau belajar lebih bersabar,
karena katanya, sabar itu tak berbatas. jadi … yah just try and hope

aku mau belajar mencintai diriku lebih,
karena katanya, kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang akan mencintai diri kita?

aku mau belajar untuk pasrah,
karena, hidup ini memang milik kita, tapi bukan MILIK kita. masih ada Yang Maha Segalanya…
kata bapak, minta apa saja kepadaNya, Dia pasti akan memberikan

🙂

aku cuman manusia biasa kok,
semua orang tahu itu kan yah?