Ini bukan sebuah pilihan yang bisa diajukan kepada saya saat ini. Kenapa? Yah simpelnya sih karena saya belum jadi ‘mom‘ baru ‘mom-to-be’ gitu deh.
Dulu, jaman masih kuliah … saya punya impian menjadi stay at home mom yang bisa beraktualisasi diri dengan menulis (hahahahaha), dan ngajarin anak sendiri lewat homeschooling. Dan setelah beberapa tahun kemudian, saya menyadari bahwa hal itu sangat …. ehm … sangat apa yah namanya. Kok menjadi sangat jauh dari kenyataan yah.
hahahahahaha.
Berbicara soal kenyataan, saya pernah melakukan pembicaraan ini bersama seorang kawan di kantor,
her : mbak udah beliin buku buat si dedek yang di perut? *muka heran*
Me : *tersipu malu* habis … bukunya lucu lucu. Aku baru beli 2 kok.
her: iya, tapi jangan yang kisah putri putrian yah, nanti jadi tukang ngayal kaya emaknya.
Me : *merenung, merasa bersalah. Karena udah dua minggu baca serial Kiera Cass yang the selection*
Her : kadang kan kenyataan tidak sesuai sama harapan
me: tapi bukan berarti gak indah kan?
Her: hah?
Me : iya, ketika kenyataan tidak sesuai dengan khayalan ataupun harapan, bukan berarti kenyataan itu gak indah kan?
So, saya benar benar meresapi kata-kata itu. Karena nyatanya … hal-hal yang ada di dalam hidup saya saat ini sebagian besar adalah hal-hal yang gak pernah saya bayangkan. Tinggal di Jakarta, menghabiskan separuh hari lebih di kantor, tinggal di pesisir jakarta dengan rumah tanpa halaman, punya kartu kredit lebih dari satu, yah hal-hal lainnya lah.
namun apakah semuanya gak indah? Let’s say … gak selamanya juga saya mengatakan hidup saya indah, penuh bunga dan bla bla nya. Adalah beberapa moment dalam hari-hari saya, saya merutuki keadaan (apalagi kalau udah dikejar-kejar deadline dan hal lainnya yang menyebalkan). Tapi saya percaya, perasaan tidak puas itulah yang membuat kita tetap bergerak, yang membuat kita tetap berusaha. Berusaha untuk mengubah semuanya menjadi lebih baik. Ya kan? Ibarat mobil, hal-hal menyebalkan itu seperti pedal gas yang diinjak; membuat kita melaju.
Ya gak sih?
Well… at least for me begitu sih.
Jadi ketika ada pertanyaan stay at home atau working mom? Saya mah gak punya kapasitas buat menjawabnya baik dari segi akademis dengan segala teori, maupun dari segi pengalaman. Maklum, anak kemaren sore. Masih piyik dalam hal begini. Saya gak bisa memutuskan mana yang lebih baik. Silahkan dicari jawaban dari sumber lainnya (hahahahahaha)
namun satu yang saya percaya … apapun yang menjadi pilihan para mommy di luar sana, adalah pilihan yang membahagiakan buat dirinya sendiri dan juga keluarga. Kenapa penting buat dirinya sendiri? Karena saya percaya, dalam sebuah rumah (tangga), perasaan ibu adalah segalanya. Ketika seorang ibu/istri stress, maka sekeluarga akan stress.
Dilanjut lain waktu ya, kawans. Makmil ini udah ngantuk.