saya terpengarah melihat tumpukan buku itu. sudah separuh hari saya mencoba menyusun tumpukan buku itu. tumpukan buku yang bermacam – macam warna nya dan juga bentuk nya beraneka macam.
yang paling bawah itu, yang warna abu – abu dan bertuliskan tahun 1997, buku harian pertama saya. buku itu saya ambil dari meja kerja bapak saya. kata bapak, agenda itu boleh buat saya. Beliau tahu, anak perempuan satu – satu nya ini membutuhkan lebih banyak kertas untuk menulis. Bahkan di usia nya yang masih 12 tahun.
lalu… yang di atas nya itu, yang warna nya merah. masih buku kerja nya bapak, hanya warna nya saja yang berbeda. itu buku harian kedua saya.
berturut – turut ke atas, hingga buku yang teratas; kombinasi antara warna merah dan kuning. buku kerja tahun 2009, mash dari kantor Bapak yang dulu. buku itu belum juga habis halaman nya.
di total – total buku yang ditumpuk itu berjumlah 12. sudah 12 buku harian yang saya punya (ternyata).
pertama kali nulis buku harian itu tanggal 7 oktober 1997. pas ulang tahun si kawan sekelas. pas hari dimanaย SMP kami mengadakan semacam darmawisata ke museum – museum yang ada di Jakarta. pas kawan sebangku saya curhat sama saya kalau dia mau memberikan kado istimewa buat si kawan sekelas yang ulang tahun. dan selama beberapa tahun saya sempat merayakan ulang tahun buku harian saya.
yup, tiap tanggal 7 oktober saya menulis di semua buku harian saya yang laen dengan tinta penuh warna, dan tulisan lebay mengalun lah.
tapi saya sudah melupakan itu, hingga hari ini. saya diingatkan kembali kalau tanggal 7 oktober itu adalah hari ulang tahun buku harian saya (dan : ow em ji… serius loh udah 13 tahun lebih?!?!?)
diingatkan kembali, setelah membaca kembali beberapa buku harian saya.
ini semua berawal dari bertamu nya KakJul dan tt ke kamar saya yang berantakan itu. mereka melihat beberapa buku harian saya, dan lalu mengobrol lah kami soal buku harian. tentang pengalaman KakJul dan buku harian yang selalu diberi nama, tentang tt yang menulis di sembarang kertas dan jadi sulit mengumpulkannya
mereka sudah lupa dimana mereka menyimpan buku harian mereka.
dan itu membuat saya pengen mengumpulkan lagi buku harian yang tersebar seantero rumah kontrakan saya yang rapih ini (hahahahhaha).
dan saya menumpuknya di sudut kamar. membaca beberapa diantara nya membuat saya mengalami perjalanan emosi yang cukup kental.
ada hari dimana saya marah – marah sama bapak saya hanya karena Beliau tidak mau mengantarkan saya berangkat latihan silat
ada hari dimana saya nangis sesungukan karena habis dimarahin sama mamah saya.
ada hari dimana saya bertengkar dengan kakak dan adek saya, hanya karena pemakaian televisi.
ada hari dimana saya dengan lebay nya menulis kan secara deskriptif penampilan pacar saya waktu itu
ada hari dimana saya diantar pulang oleh gebetan saya
ada hari dimana saya ‘ditembak’ tanggal 12 November
ada hari dimana saya harus meninggalkan kota purwokerto
ada hari dimana saya…..
ah banyak sekali memori yang tersimpan di ke dua belas buku itu. seperti kotak kenangan. mereka siap di buka kapan saja.
karena saya mencintai menulis.
itu adalah alasan kenapa saya memiliki beberapa buku harian.
Menulis, pada akhirnya adalah budaya.
Budaya menyejarahkan kehidupan. Kehidupan kita.
Menumbuhkan kisah-kisah paripurna di masa depan.
Kisah anak-anak kita. Kisah generasi emas dan platinum.
Yang mau belajar dari banyak kesalahan kita. Semoga.
Saya teringat kalimat pembuka dalam sebuah tulisan sosok itu, dan tulisan itu mbikin saya makin semangat menulis. karena kalimat tersebut mengingatkan saya pada awal mula saya membangun blog ini; saya ingin memiliki sebuah karya.
saya tidak bisa melukis, saya tidak bisa menari, saya tidak bisa menggambar tokoh kartun seperti dia,
tapi saya bisa menulis.
saya bisa menulis tentang hari ini, tentang kemaren, tentang tiap menit yang saya lewati.
hahahahhaa, saya akui, tulisan saya kebanyakan memang untuk konsumsi pribadi; yang berkisar tentang menye’ – menye’ nya saya dan lebay nya saya.
tapi saya yakin, suatu hari nanti lirik lagu benci tapi rindu yang saya tulis kemaren akan di cari orang, setidaknya oleh saya sendiri (hahahahhaa).
tentang dramaLand
sebuah karya yang lahir dari kegemaran saya menulis. dulu saya gak PD. suwer. saya gak PD membangun blog beneran. dulu saya punya blog di FS, yang isinya sama seperti buku harian saya (persis!). tidak banyak di baca orang, karena saya memang memilih untuk tidak mau dibaca orang.
maksud saya, kawan – kawan sekampus saya yang dulu adalah mereka yang jago menulis. mengkritisi. menulis dengan cerdas dan pilihan kata yang pintar.
itu membuat saya gak PD setengah mati. gak kebayang kalau ada yang bilang;
“idiih.. katanya anak Filsafat, kok nulis yang kek begitu. Shallow deh..”
lalu pada tahun 2009 lah saya memutuskan membangun blog ini. saya memutuskan untuk tidak perduli pada pikiran – pikiran orang yang menyebut saya shallow.
awalnya saya menyebutnya bukan panggung dramaLand. saya hanya menyebutnya blog saya.
hingga akhirnya proses pencarian jati diri blog itu membentuk panggung dramaLand ini.
saya semakin semangat menulis. persis seperti semangat saya menulis buku harian saya.
mencoba untuk (meminjam kalimat sosok itu) : Membuat catatan akan sejarah kehidupan.
sejarah kehidupan tersendiri buat saya. ini panggung dramaLand saya, dan ini sejarah kehidupan saya. kalaupun ada sejarah kehidupan orang lain yang masuk di dalamnya, mereka hanyalah pemain pendukung bagi panggung saya.
Tujuan saya memiliki blog hanya ingin menulis, melanjutkan kegemaran saya dengan buku harian saya dulu itu.
Seperti yang Sosok itu inginkan ; hanya ingin bermain pada โblog murniโ. Pure blog. Sosok itu hanya ingin menjadi blogger sejati.Saya pun ingin seperti itu. Hanya menulis. Menulis sebuah blog tanpa mengejar komen, mengejar SEO, atau mengejar apapun. Hanya menulis. (Bukan berarti saya gak suka di komen in, atau gak suka kalau yang ngeliat blog saya banyak. Saya suka. Tapi itu bukan tujuan saya… )
Saya sependapat dengan pendapat Sosok itu yang menyatakan bahwa blog adalah media mencurahkan ide apapun, melalui tulisan.
namun, terdapat bonus yang tidak bisa dipungkiri yang sangat saya syukuri; saya menambah banyak kawan dengan blogwalking.ย Seperti yang Sosok itu sering lakukan juga, sosok itu menjaga silaturahmi dengan blogwalking.
(yeaah walaupun belakangan ini saya sedang membutuhkan waktu yang cukup panjang, mata yang tidak cepat lelah, dan koneksi yang bagus untuk lebih lancar blogwalking. hehehehehehe)
dan, inilah si buku harian ke 13 saya ; panggung dramaLand tercinta.
๐
*tulisan sedikit panjang yang dibuat untuk kontes nya Bang Aswi ini di dukung oleh gambar dari sini dan kedua belas buku harian saya.
๐