malam ini saya belum mengantuk
mata masih siap siaga,sambil memandangi eternit kamar.
Padahal mulut sudah menguap berulang kali dan badan sudah lumayan letih rasanya.
Ini malah bayang-bayang si dia heboh bergelayut di pikiran saya.
Setelah heboh perang dingin selama beberapa minggu kemarin,saya baikan sama si dia.Gencatan senjata,bendera putih lah ceritanya.
Gak pake amarah,saya membuka pintu rumah saya untuk dia.
Dan,sebelum si dia mengucapkan kata maaf,saya sudah memaafkan dia..
Saya bingung.Lalu kata-kata dari seorang kawan menyadarkan saya;
“karena sebenarnya bukan kata maaf yang kamu nanti, tapi kehadiran dia yang kamu tunggu”
saya mengangguk, menyetujui kalimat itu.
Karena,pada akhirnya I’m forgeting what we’re fighting for..
Penyelesaian dilewati dengan beberapa jam obrolan,dan malam ini… saya dan si dia berbagi kepingan dvd.
Perasaan saya saat duduk di sebelah dia ternyata belum berubah dari satu tahun yang lalu.Apalagi saat dapat kesempatan melirik ke dia saat dia lagi serius nonton…
Dan,saya sadar..
ternyata saya masih mencintainya,seperti dulu.
tidak.
saya salah.
tidak seperti dulu.
tidak seperti dulu,karena ternyata rasa ini lebih mendalam,melebar,meluas..
lalu?
cuma berdua aja..tapi ceritanya bisa panjang ya..
what a relationship..hehe..