Ngobrol sama si bejo
Setelah mendengarkan curhatan teman – teman saya seminggu belakangan ini, bikin kepala saya berpikir.. hahahahaha… sudah dari dulu sih digunakan untuk berpikir, tapi gara – gara mendengarkan cerita tiga wanita itu, saya minder. Minder menghadapi kehidupan..
ah, bahasa saya kaya manusia yang gak pernah kenal ilmu psikologi saja.
mereka berbicara tentang kegagalan. dan saya manusia yang sangat takut akan kegagalan. Tapi ada pepatah yang bilang, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. dan si bejo (who is si bejo? saya juga gak tahu, tiba – tiba nama itu terlontar begitu saja. hahahaha…), pernah bilang, kalau orang tidak pernah gagal, tidak akan bisa memaknai keberhasilan dengan baik. Oh yah? tentu saja iya. kan menurut hukum (ekonomi?) kepuasaan akan berkurang, berbanding terbalik dengan meningkatnya kuantitas.
aih, apa sih yang saya omongin? selain takut gagal, saya juga takut di sakiti. Takuut sekali… saking takutnya, saya memilih untuk menyakiti terlebih dahulu. Padahal, orang jawa bilang “ojo nyiwit nek ora gelem diciwit”…
berdasarkan tiga wanita itu, saya sadar bahwa tiap manusia memiliki masalah nya sendiri. Apa yang terlihat, bukan lah apa yang sesungguhnya. Bisa saja hanya sebuah fatamorgana yang tiada ber ujung. Mau kamu lihat bolak – balik, atas bawah, yang ada yanh tetap seperti itu, kalau kamu tidak masuk ke dalamnya, kamu akan tetap berada di permukaan. dan, tidak akan pernah tahu seperti apa sebenarnya.
hidup terlalu singkat untuk ngurusin masalah orang. tapi, dari masalah orang itu kita mampu belajar dan mampu bersyukur atas hidup kita. ya atau tidak?
masalah… bukan hadir untuk ditinggal lari, tapi untuk diselesaikan. karena, saat kamu diam, dia tetap ber dampak. saat kamu berlari, dampaknya pun akan tetap ada. Lalu, kenapa tidak kau hadapi saja? dan buktikan pada si masalah, bahwa kamu kuat. lalu, setelah itu baru kau cari masalah lah… hihihihi (bagian terfavorit buat saya). trouble is friend (by : Lenka), makanya saya suka cari masalah.
;p
intinya, harus pandai bersyukur untuk apa yang kita miliki. semua sudah ada porsinya. kegagalan, sakit hati, bahagia, gembira, adalah produk manusia dari bagaimana kita menyikapi suatu event. Tuhan menganugrahkan kita dengan feeling bukan untuk dihina dan diremehkan. tapi, untuk disyukuri
rumput tetangga akan selalu lebih hijau, akan tetapi bukan berarti rumput kita tidak hijau kan? kan jenis rumputnya berbeda, guba dan fungsi nya juga berbeda.. rumput tetangga rumput gajah yang buat dekorasi. rumput kita? rumput buat makan kambing! lebih bermanfaat toh?
betul mbak, segala sesuatu itu harus disyukuri. rasanya segala2nya akan lebih nikmat dan hatipun lebih tenang jika dinikmati dan disyukuri.
Cara Membuat Web
(maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
Kurang suka rumput, apalagi rumput tetangga.
Kan, saya bukan kambing.
pak guru.. gara2 saya jarang buka blog, ada comment yang belum saya moderasi. jadi pak guru gak jadi pertamax deh.. maap yah..
😦
hihihihihihihi
baguslah kalau pak guru bukan kambing. kan rumput tetangga juga rumput gajah *hloh?!?!*